Kompetisi / Lomba Desain Poster Terumbu Karang COREMAP II – DEEP INDONESIA 2010



Batas Akhir Kompetisi : 5 Maret 2010

LATAR BELAKANG

Pameran DEEP Indonesia 2010 adalah sebuah pameran internasional yang memamerkan perkembangan aktivitas selam, wisata petualangan dan olah raga air di Indonesia, yang akan diselenggarakan mulai tanggal 12–14 Maret 2010 di Hall A, Jakarta Convention Center.

Deep Indonesia 2010 memiliki sasaran untuk mempromosikan industri wisata bahari melalui kegiatan selam, olah raga perairan dan wisata petualangan sekaligus mengajak masyarakat untuk mencintai laut dan sumber daya kelautan.

Salah satu tujuan dari pameran DEEP Indonesia 2010 adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konservasi lingkungan hidup terutama lingkungan hidup kelautan dan sumber daya kelautan. Tujuan inilah yang menjadi dasar dari diselenggarakannya Kompetisi Desain Poster Digital oleh PT. Exhibition Network Indonesia, sebagai penyelenggara pameran bekerjasama dengan Coremap II, sebuah lembaga rehabilitas terumbu karang di bawah Departemen Kelautan & Perikanan Indonesia.

DEEP Indonesia 2010 didukung sepenuhnya oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Persatuan Olah Raga Selam Seluruh Indonesia. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata secara resmi telah mencanangkan pameran DEEP Indonesia sebagai salah satu agenda nasional untuk pengembangan industri selam dan wisata bahari di tanah air. DEEP Indonesia 2010 juga mendapat dukungan penuh dari media-media komunitas terkait tingkat internasional.

LINGKUP KARYA DAN PESERTA KOMPETISI

Kompetisi desain poster dalam wujud digital untuk umum.

Poster merupakan medium komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan yang singkat tetapi padat, dan impresif karena ukurannya yang relatif besar. Desain poster digital yang dimaksud adalah karya poster dibuat dengan menggunakan program grafis di komputer atau dibuat/ digambar secara manual kemudian dipindai (scanned) atau difoto digital agar berwujud digital. Tujuan digitalisasi ini adalah agar mempercepat, mempermudah dan mengurangi pengeluaran biaya pencetakan. Walaupun bentukan akhirnya adalah digital, tetapi peserta Kompetisi dianjurkan untuk melakukan penilaian ulang mengenai faktor ukuran sebenarnya dari poster tersebut; yaitu setara dengan 60 x 90 cm.

OBJEKTIF KOMPETISI
a. Tema poster: “Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang untuk Kesejahteraan“
b. Target poster: “Sasaran utama komunikasi adalah untuk merubah prilaku masyarakat untuk meningkatkan partisipasi dalam kelestarian terumbu karang”.
c. Tujuan poster:
- mengkomunikasikan tema,
- menggugah masyarakat umum untuk menjadi individu/komunitas yang aktif berpartisipasi menjadi pelestari lingkungan hidup dan sumber daya kelautan,
- menghidupkan kecintaan para nelayan dan masyarakat umum akan manfaat kelestarian alam untuk kekayaan potensi kehidupan laut, serta keindahan alamnya,
- menggugah kesadaran para nelayan dan masyarakat umum agar melakukan upaya pencegahan individu/kolektif atas perusakan kehidupan kelautan.
d. Anjuran:
Peserta Kompetisi dianjurkan untuk memperdalam referensi tentang tema Kompetisi, membangun esensi masalah dan sasaran komunikasi (terutama cara pemilihan gaya bahasa atau kata-kata yang cocok untuk masyarakat Indonesia secara umum), serta mengkaji manfaat desain dan fungsi poster. Terlampir dokumen “Ekosistem Terumbu Karang” yang dapat digunakan sebagai acuan dasar pembuatan konsep visual.

KETERANGAN TEKNIS KOMPETISI
a. Format karya poster:
- karya asli: dibuat dengan format RGB, tiff, ukuran 3543 x 5315 pixels (setara dengan 60 x 90 cm, 150 pixels/inch), posisi vertikal,
- thumbnail (perkecilan) karya: dibuat dengan format RGB, jpg, ukuran 534 x 800 pixels (setara dengan 9 x 13.5 cm, 150 pixel/inch), posisi vertikal, file size < onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://indojob.com.nu/">

MENGENAL BINATANG KARANG
Binatang karang, atau beberapa biota lainnya yang hidup di dalam ekosistem terumbu, karang mampu membentuk zat yang keras dari zat kapur yang di sebut sebagai karang. Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Binatang karang berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang lunak). Proses pembentukan sebuah koloni memakan waktu yang sangat lama, dan untuk bisa membentuk suatu ekosistem terumbu karang akan memakan waktu sampai ribuan tahun. Walaupun terlihat sangat kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh dan mudah hancur.

FUNGSI DAN NILAI TERUMBU KARANG
Ekosistem terumbu karang merupakan gudang persediaan makanan dan bahan obatobatan bagi manusia di masa kini maupun di masa mendatang. Selain itu keindahannya juga menjadi daya tarik yang bisa menjadi sumber devisa bagi negara melalui kegiatan pariwisata. Wisata bahari Indonesia tengah berkembang pesat dan ekosistem terumbu karang merupakan salah aset utamanya.

Ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini. Berjuta penduduk Indonesia bergantung sepenuhnya pada ekosistem terumbu karang sebagai sumber pencaharian. Jumlah produksi ikan, kerang dan kepiting dari ekosistem terumbu karang secara lestari di seluruh dunia dapat mencapai 9 juta ton atau sedikitnya 12% dari jumlah tangkapan perikanan dunia. Sumber perikanan yang ditopang oleh ekosistem terumbu karang memiliki arti penting bagi masyarakat setempat yang pada umumnya masih memakai alat tangkap tradisional.

Selain nilai ekonominya, ekosistem terumbu karang juga merupakan laboratorium alam yang sangat unik untuk berbagai kegiatan penelitian yang dapat mengungkapkan penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia. Beberapa jenis spongs, misalnya, merupakan binatang yang antara lain terdapat di ekosistem terumbu karang yang berpotensi mengandung bahan bioakif yang dapat dijadikan bahan obat-obatan antara lain untuk penyembuhan penyakit kanker. Selain itu binatang karang tertentu yang mengandung kalsium karbonat telah dipergunakan untuk pengobatan tulang rapuh. Fungsi lain dari ekosistem terumbu karang yang hidup di dekat pantai ialah memberikan perlindungan bagi berbagai properti yang ada di kawasan pesisir dari ancaman pengikisan oleh ombak dan arus.

KENALI DAN CINTAI EKOSISTEM TERUMBU KARANG KITA
Apa yang disediakan oleh ekosistem terumbu karang bagi kepentingan manusia?
• sumber makanan dengan protein tinggi,
• sumber bahan obat-obatan,
• sumber bahan bangunan,
• sumber penghasilan: berupa hasil tangkapan seperti ikan, udang dan agar-agar; usaha pariwisata seperti menyelam dan memancing,
• melindungi pantai dari hempasan ombak dan arus.

Apa yang telah dilakukan manusia terhadap ekosistem terumbu karang?
• menggunakan alat-alat tangkapan yang merusak seperti bom, dan potas sehingga terjadi:
- tangkapan yang berlebihan (over fishing)
- terumbu karang hancur dan mati,
- ikan-ikan kecil yang tidak menjadi sasaran tangkapan ikut mati, menjadi terbuang sia-sia.
• membangun terlalu dekat dengan garis pantai, dan menguruk pantai menjadi lahan untuk pembangunan sehingga terjadi pelumpuran,
• mencemari terumbu karang dengan sampah, tumpahan minyak, buangan industri dan sisa-sisa pestisida dan insektisida untuk pertanian,
• melempar jangkar dan berjalan-jalan di atas terumbu karang,
• penebangan hutan dan pohon-pohon di sepanjang aliran sungai yang menyebabkan pelumpuran,
• pengambilan karang berlebihan untuk diperdagangkan,
• penambangan karang berlebihan untuk pembuatan kapur, bahan bangunan dan fondasi jalan.

Setelah mengenali, maka cintai dan periharalah terumbu karang kita, karena terumbu karang adalah:
• terbentuk melalui suatu proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh berkembang sehingga menjadi seperti kondisi yang terlihat sekarang ini,
• tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita,
• Indonesia memiliki ekosistem terumbu karang terluas di dunia (75.000 km2), tetapi hanya tinggal sedikit saja (6,20%) dalam kondisi yang masih sangat bagus,
• sumber daya laut yang mempunyai potensi ekonomi yang sangat tinggi (untuk perikanan, pariwisata dan perlindungan daerah pesisir), aabila dalam kondisi yang sangat baik,
• labotorium alam yang sangat menunjang pendidikan dan penelitian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan,
• potensi di masa depan untuk sumber lapangan kerja masyarakat luas.

TERUMBU KARANG INDONESIA
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih 17.504 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir 95.181km yang dilindungi oleh ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan ekosistem mangrove. Indonesia merupakan salah satu Negara terpenting di dunia sebagai penyimpan keanekaeagaman hayati laut tertinggi.

Di Indonesia terdapat 2,500 spesies of molluska, 2,000 spesies krustasea, 6 spesies penyu laut, 30 mamalia laut, dan lebih dari 2,500 spesies ikan laut. Luas ekosistem terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 75.000 km2 yaitu sekitar 12 sampai 15 persen dari luas terumbu karang dunia. Dengan ditemukannya 362 spesies scleractinia (karang batu) yang termasuk dalam 76 genera, Indonesia merupakan episenter dari sebaran karang batu dunia.

Ekosistem pesisir (padang lamun, mangrove dan terumbu karang) memainkan peranan penting dalam industri wisata bahari, selain memberikan pelindungan pada kawasan pesisir dari hempasan ombak dan gerusan arus. Selain itu ekossistem pesisir ini merupakan tempat bertelur, membesar dan mencari makan dari beaneka ragam biota laut yang kesemuanya merupakan sumber produksi penting bagi masyarakat pesisir.

Di samping peranannya yang penting, ekosistem terumbu karang Indonesia dipercaya sedang mengalami tekanan berat dari kegiatan penangkapan ikan dengan mempergunakan racun dan bahan peledak. Selain itu penangkapan berlebihan sedimentasi dan pencemaran juga merupakan ancaman yang tak kalah beratnya. Belakangan ini diperkirakan hamper 25 persen dari kehidupan di ekosistem terumbu karang telah mati, antara lain akibat dari peningkatan suhu mencapai sebesar 4O C. Pada tahun 1994 LIPI mengadakan survei pada 371 buah station transek nasional dengan menggunakan prosedur standar pemantauan internasional. Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi ekosistem terumbu karang Indonesia telah mengalami kerusakan yang sangat serius.

Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem yang mengandung sumber daya alam yang dapat memberi manfaat besar bagi manusia. Dari itu diperlukan kearifan manusia untuk mengelolanya, yang bisa menjadikan sumber daya alam ini menjamin kesejahteraan manusia sepanjang zaman. Tanpa menghiraukan masa depan dan terus-menerus merusak, ekosistem terumbu karang akan menjadi semacam padang gurun tandus di dalam laut yang hanya dipenuhi oleh patahan-patahan karang dan benda mati lainnya. Karena itu pengelolaan sangat diperlukan untuk mengatur aktivitas manusia serta mengurangi dan memantau cara-cara pemanfaatan yang merusak.

Pengelolaan terumbu karang harus berbasis pada keterlibatan masyarakat, sebagai pengguna langsung sumber daya laut ini. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya terumbu karang sangat penting mulai dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan sampai pada tahap evaluasi dari suatu cara pengeloaan. Indonesia yang terletak di sepanjang katulistiwa, mempunyai terumbu karang terluas di dunia tersebar mulai dari Aceh sampai Irian Jaya. Dengan jumlah penduduk 200 juta jiwa, yang 60 persennya tinggal di daerah pesisir, maka terumbu karang merupakan tumpuan sumber penghudupan utama.

Di samping sebagai sumber perikanan, terumbu karang memberikan penghasilan antara lain industri ikan hias sampai pada tingkat nelayan pengumpul. Terumbu juga merupakan sumber devisa bagi negara, termasuk usaha pariwisata yang dikelolah oleh masyarakat nelayan.

Sayangnya terumbu karang di Indonesia semakin memburuk kondisinya, yang secara langsung dapat dibuktikan dari hasil tangkapan ikan oleh nelayan yang semakin menurun. Selain jumlah hasil tangkapan ikan semakin menurun, juga ukuran ikannya semakin kecil disamping itu nelayan memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencari ikan. Peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan di daerah pesisir yang semakin meluas, menyebabkan meningkatnya tekanan terhadap ekosistem terumbu karang.

Apa masalah dasar yang dihadapi ekosistem terumbu karang Indonesia?
• kurangnya kesadaran akan nilai penting sumber daya ekosistem terumbu karang baik dari segi ekonomi, sosial maupun budaya,
• hampir tidak ada pengelolaan sumber daya ekosistem terumbu karang,
• walaupun telah ada peraturan perundang-undangan yang menyangkut pemanfaatan dan pelestarian sumber daya ekosistem terumbu karang, penegakan hukum yang terjadi masih sangat lemah,
• pembangunan industri yang tidak tekendali di kawasan pesisir yang memberikan dampak sangat negative terhadap kelangsungan hidup ekosistem terumbu karang,
• kemiskinan masyarakat hidup di kawasan pesisir menyebabkan tidak ada pilihan lain selain terus-menerus memanfaatkan sumber daya yang ada,
• kurangnya keinginan politis untuk menanggulangi masalah.

Informasi selanjutnya:
www.coremap.or.id
www.dkp.go.id



Seluruh informasi didapat dari situs : http://desaingrafisindonesia.wordpress.com/

dilarang untuk di copy oleh situs
informasilombatahun2009.blogspot.com

Informasi Lain

Tidak ada komentar:

What's on Your Mind...